validitas dan reliabilitas instrumen

Bagi para akademisi atau yang pernah berkutat di bangku perkuliahan pasti pernah mendengar istilah validitas dan reliabilitas instrumen. Hal tersebut memang umum ditemui pada suatu penelitian yang dilakukan. Bagi yang belum tahu, disini akan dibahas tentang hal tersebut secara lebih dalam.

Pengertian Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Validitas serta reliabilitas instrumen penelitian merupakan tahapan yang perlu dilalui ketika melangsungkan suatu penelitian. Hal ini termasuk kedalam tahap pengambilan data yang diharapkan adalah data terbaik. Maksud dari data yang terbaik ini adalah data yang memiliki sifat dapat dipercaya.

Data itu haruslah sesuai dengan keadaan sebenarnya, inilah maksud dari kata data yang valid. Nah, untuk data yang bisa dipercaya baru dinamai dengan data reliabel. Kedua jenis data tersebut bisa didapatkan dengan melangsungkan pengumpulan data yang memiliki instrumen yang ada bukti validitas dan reliabilitasnya.

Instrumen sendiri diperlukan dalam mengukur suatu variabel alat ukur. Instrumen juga dikatakan sebagai alat karena digunakan sebagai alat mengukur suatu objek yang diukur untuk mengumpulkan data atas suatu variabel, yang akan terbagi lagi menjadi dua yaitu tes dan non tes.

Tes sendiri merupakan suatu rangkaian prosedur yang sistematik dibuat sengaja dalam bentuk tugas yang terstandarisasi. Nantinya tes akan diberikan pada individu atau suatu kelompok agar bisa dikerjakan dan direspon pertanyaannya dengan baik melalui berbagai cara.

Baca Juga Rumusan Masalah Penelitian: Definisi, Jenis, dan Tips Membuatnya

Validitas Instrumen

Sebuah instrumen bisa dikatakan valid ketika telah tepat dalam melakukan pengukuran apa yang akan diukur. Dengan begitu bisa disimpulkan jika validitasnya sudah memiliki hubungan dengan alat ukur. Melalui instrumen yang valid akan menghasilkan data yang benar dan bisa dipercaya.

Validitas ini menunjukkan tentang seberapa agus pertanyaan dan tugas pada suatu instrumen mewakili tes tersebut. Artinya tes akan dikatakan valid jika bulir yang ada dalam te telah mencerminkan materi yang diujikan.

Istilah valid ini cukup sulit jika ingin dicari penggantinya, meskipun ada yang berpendapat kata valid bisa digantikan dengan cermat atau tepat. Ada dua jenis validitas instrumen yang secara garis besarnya  saling berkaitan, dua diantaranya adalah seperti berikut:

1. Validitas Internal

Jenis validitas yang pertama ini erat kaitannya dengan kriteria atau kategori yang asalnya dari instrumen penelitian. Contohnya adalah bagaimana tampilannya, isinya, serta kemampuan pengukuran sebuah instrumen. Jenis ini juga disebut juga sebagai validitas rasional karena untuk menunjukkan jika kondisi sudah memenuhi syarat valid atas dasar penalaran dan rasionalitas.

Instrumen baru bisa dikatakan memiliki validitas internal apabila instrumen telah mencerminkan apa yang diukur. Dari validitas internal ini juga muncul beberapa jenis lagi yaitu isi dan konstruk:

  • Validitas isi mencerminkan instrumen yang mengukur hasilnya dengan berbentuk tes.Untuk mengujinya bisa dilaksanakan dengan membandingkan instrumen penelitian melalui materi pembelajaran yang usai dipelajari.
  • Validitas Konstruk, Jenis validitas ini merujuk pada seberapa jauh instrumen penelitian bisa mengukur konsep dalam sebuah teori. Nantinya akan ada pembahasan tentang variabel yang diukur yang dijadikan dasar dalam penentuan konstruk instrumen.

2. Validitas Eksternal

Jenis kadua dalam validitas ada yang dinamakan dengan validitas eksternal. Dalam validitas ini didasarkan pada kriteria yang asalnya dari luar instrumen yang didalamnya termasuk pada pengalaman atau fakta empiris, tidak seperti sebelumnya yang berdasarkan teori.

Kriteria yang dipakai pastinya adalah sesuatu yang telah ada ataupun yang akan ada dan telah direncanakan. Jika instrumen menggunakan yang telah ada disebut sebagai validitas kesejajaran. Namun jika memakai kriteria yang akan ada maka disebut sebagai validitas prediksi.

  • Validitas Kesejajaran mengacu pada hasil yang sesuai dengan kriteria yang sudah tersedia. Artinya ada kesejajaran berupa instrumen lain yang mengukur hal yang sama serta telah diakui validitasnya. Validitas ini umum digunakan dalam mengukur validitas instrumen yang berbentuk tes dan non tes.
  • Validitas Prediksi bisa disebut demikian jika instrumen memiliki kemampuan dalam meramalkan apa yang akan terjadi dalam waktu yang akan datang. Misalkan bisa meramalkan tingkat kesuksesan calon mahasiswa lolos dari tes perguruan tinggi, Tes ini bisa meramalkan tingkat keberhasilan mereka.

Baca Juga Tata Cara Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

Reliabilitas Instrumen

Lanjut ke pembahasan mengenai reliabilitas instrumen. Dalam bahasa inggris kata ini merujuk pada reliability yang memiliki asal dari reliable yaitu bisa dipercaya. Instrumen baru bisa dikatakan reliabel jika memberikan hasil yang stabil dan konsisten meski tes dilakukan berkali-kali.

Konsisten ini tidak harus dalam artian sama terus menerus, namun bisa berubah asalkan hanya urutannya yang masih sama. Hubungannya dengan validitas adalah pada soal ketepatan, namun di reliabilitas ini ditambahkan dengan konsistensi,

Melalui cara pengujiannya, reliabilitas ini dibagi lagi kedalam 2 jenis yaitu reliabilitas eksternal serta reliabilitas internal.

1. Reliabilitas Internal

Jenis reliabilitas  pertama adalah reliabilitas internal. Dari cara mendapatkannya, jenis ini bisa didapatkan dengan melakukan analisis data dengan cukup sekali melakukan pengumpulan data. Nantinya pemberian skor instrumen akan terbagi dua menjadi skor diskrit dan non diskrit:

  • Skor jawaban untuk instrumen diskrit ini nilainya hanya diwakilkan oleh dua saja yaitu satu dan nol. Artinya tidak ada pilihan lain selain salah dan benar. Tingkat reliabilitasnya cukup dicari dengan metode belah dua, flanagan, serta rulon. Tambahan lain bisa juga menggunakan rumus benarma K-R-20 dan 21 serta rumus Hoyt.
  • Instrumen Non diskrit ini diukur melalui sistem skor yang sifatnya adalah gradual. Artinya akan ada beberapa skor dari mulai yang paling tinggi sampai yang terendah. Bentuk tesnya bisa dari uraian, pilihan ganda, atau bahkan tes angket yang disertai suatu skala bernama likert.

2. Reliabilitas Eksternal

Masuk ke jenis reliabilitas eksternal yang bisa didapatkan bersumber dari luar instrumen. Ada dua jenis cara yang dipakai dalam menguji jenis eksternal ini melalui bentuk paralel dan juga  tes berulang:

  • Metode paralel dipakai untuk menyusun dua instrumen yang memiliki tingkat kemiripan yang tinggi. Nantinya itu akan dicobakan pada kelompok responden yang mirip dengan dua pengetesan. Hasilnya akan menjadi korelasi melalui product moment. Kelemahannya jelas ada pada instrumen yang harus disusun dua kali.
  • Kemudian ada tes berulah yang tujuannya dilakukan adalah untuk terhindar dari pembuatan soal serupa dua kali. Biasanya peneliti akan menyiapkan satu perangkat yang dipakai dan dicatat. Di waktu lainnya perangkat itu akan dipakai kembali dengan responden yang sama kemudian dicatat juga.

Baca Juga Ide Judul Skripsi Teknik Mesin yang Bisa Dipakai

Hasilnya tentu adalah korelasi secara paralel karena diuji dengan cara yang sama. Metode ini punya kelemahan tersendiri diantaranya adalah responden yang biasanya akan ingat beberapa soal pada tes sebelumnya sehingga tidak jauh berbeda hasilnya dengan tes pertama.

Itulah sedikit pembahasan mengenai validitas dan reliabilitas instrumen penelitian. Dua hal tersebut sangat erat kaitannya dengan baik tidaknya instrumen yang digunakan. Keduanya harus dipakai agar mencapai suatu taraf pengukuran yang disebut dengan reliabel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *