penulisan daftar pustaka yang tepat

Penulis pastinya akan melakukan pengutipan dari sumber lain untuk pendukung dari penelitian yang dilakukan tersebut. Hal ini menjadi suatu kewajiban yang tak boleh diabaikan. Penulisan daftar Pustaka yang tepat ini perlu dipelajari oleh setiap penulis.

Untuk tata cara dalam penulisan daftar Pustaka yang tepat sebenarnya tidaklah sulit yang seperti dibayangkan. Setiap karya ilmiah, buku, ataupun sumber bacaan lainnya dikutip ke dalam karya yang dihasilkan tersebut, penulis berkewajiban untuk melakukan penulisan daftar Pustaka.

1. Nama Penulis/Pengarang

Unsur pertama yang menjadi perhatian dalam pembuatan dapus adalah nama pengarang atau penulis dari sumber yang dijadikan rujukan tersebut. Tentunya, untuk menulis daftar Pustaka pada unsur nama ini tidak boleh sembarangan. Terdapat aturan khusus yang harus diperhatikan.

Biasanya, nama pengarang dari buku atau sumber rujukan tersebut hanya terdiri dari 2 unsur kata saja. Jika sumber rujukan tersebut dari 2 kata, maka kata nama di belakang ditulis dahulu di depan. Begitu pula dengan nama pengarang yang lebih dari 2 kata, untuk kata terakhir tetap ditulis dahulu.

Contohnya seperti Wulan Agustina, maka ditulis Agustina, Wulan. Jangan lupa untuk memberikan tanda baca (,) setelah kata nama terakhir yang dituliskan dan diakhiri tanda (.). Sedangkan untuk nama lebih dari 2 kata seperti Anthony Sinisuka Ginting, maka ditulis Ginting, Anthony Sinisuka.

Jika buku tersebut menjadi hasil karya dari 2 orang, maka 2 nama pengarang tersebut turut ditulis seperti tata cara penulisan nama pengarang sebelumnya. Hanya saja diantara kedua nama tersebut diberi kata sambung “dan”.

Ketika pengarang terdapat 2 orang lebih, maka ditulis nama pengarang pertama, kemudian diberikan kata “dkk”. Misalnya saja, Wulan Agustina, Retno Sari, dan Andre Kurnia, maka dapus nama pengarangnya hanya ditulis Agustina, Wulan dkk.

Baca Juga Cara Membuat Daftar Tabel Otomatis Yang Mudah

2. Tahun Terbit

Untuk penulisan tahun terbit ini disesuaikan dengan sumber rujukan yang digunakan. Dalam tata cara penulisan tahun terbit dari sumber rujukan ini cukuplah sederhana. Setelah menuliskan nama pengarang terlebih dahulu, baru dituliskan tahun terbit dari sumber rujukan tersebut.

Biasanya dalam penulisan karya ilmiah yang bersumber dari buku boleh menggunakan terbitan maksimal 10 tahun ke belakang. Jika mengambil dari karya ilmiah atau jurnal maksimal berumur 5 tahun. Hal ini untuk menghindari ketidakvalidan data dari sumber rujukan tersebut.

Untuk contoh penulisan tahun terbit ini sebenarnya cukup simpel. Misalkan mengambil karya ilmiah dari Wulan Agustina yang diterbitkan tahun 2019, maka ditulis Agustina, Wulan. 2019.

3. Judul Buku/Jurnal

Dalam penulisan judul dari buku atau jurnal ini hanya perlu memperhatikan sumber rujukan tersebut diterbitkan atau tidak. Jika sumber rujukan yang digunakan ini telah diterbitkan atau dicetak konvensional, maka judul ditulis dengan huruf miring. Jika tidak dicetak, maka ditulis biasa.

Hal ini perlu diperhatikan penulis dengan baik. Jangan sampai penulis melakukan kesalahan dalam tata cara penulisan judul buku atau jurnal yang dijadikan rujukan ini. Karena hal ini menyangkut integritas dari penulis itu sendiri.

Misalkan buku karya Wulan Agustina yang diterbitkan tahun 2019 dengan berjudul Kebijakan Publik di Era Globalisasi yang dicetak secara konvensional. Dalam daftar pustaka ditulis Agustina, Wulan. 2019. Kebijakan Publik di Era Globalisasi.

Baca Juga Mengenal Analisis Deskriptif Kuantitatif Beserta Kriteria Yang Dimiliki

4. Kota Terbit Dan Penerbit

Untuk kota terbit dan penerbit dari sumber rujukan yang digunakan ini hanya dicantumkan jika sumber rujukan dicetak secara konvensional. Hal ini menjadi tata penulisan daftar Pustaka yang wajib dijadikan perhatian oleh penulis.

Misalkan buku karya Wulan Agustina yang diterbitkan tahun 2019 dengan berjudul Kebijakan Publik di Era Globalisasi yang dicetak secara konvensional di Surabaya oleh Bentang Pustaka. Dalam daftar pustaka ditulis Agustina, Wulan. 2019. Kebijakan Publik di Era Globalisasi. Surabaya: Bentang Pustaka.

Jika penulis mengambil sumber rujukan dari internet, maka perlu dicantumkan link sumber rujukan tersebut pada daftar Pustaka. Dan jangan lupa untuk mencantumkan tanggal pengutipan dari sumber rujukan tersebut.

Itulah informasi mengenai penulisan daftar Pustaka yang tepat yang perlu diketahui oleh setiap penulis. Dalam setiap akhir penulisan daftar Pustaka ini perlu ditambahkan tanda baca (.) di setiap akhir pengutipan sumber.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *