Daftar pustaka adalah salah satu golongan krusial yang harus ada dalam sebuah karya ilmiah atau tulisan lainnya. Secara khusus, poin aturan harus diperhatikan sebagai aspek utama unsur pendukung penulisan ini. Penulisan daftar pustaka yang benar adalah yang mengikuti pedoman dan kaidah penulisannya.
Pembagian dari penulisan daftar pustaka juga sudah dikategorikan menjadi beberapa bagian. Hal ini tentunya untuk mempermudah membedakan sumbernya. Selain itu, konsep fungsi dari daftar pustaka juga penting untuk dipahami. Agar lebih jelas, simak penjabaran di bagian bawah ini:
Fungsi Daftar Pustaka Secara Terkonsep
Penulisan daftar pustaka yang benar adalah menyesuaikan dengan pedoman. Namun sebelum beralih ke bagian ini, maka harus tahu dulu apa fungsi dari daftar pustaka. Komponen fungsi ini juga penting dan masuk dalam poin utama daftar pustaka yang krusial. Berikut beberapa fungsinya:
1. Untuk Menginformasikan Dasar pembuatan Tulisan
Fungsi pertama yang dipahami adalah untuk menginformasikan dasar pembuatan tulisan. Tentunya ide yang muncul biasanya didasari oleh tulisan terdahulu. Oleh karenanya, aspek ini juga harus diinformasikan kepada pembaca agar pembaca tahu apa dasar dari tulisan yang dibuat.
2. Untuk Menghargai Penyedia Informasi Acuan
Selain fungsi pertama tadi, penulisan daftar pertama juga berfungsi sebagai media untuk menghargai penulis yang tulisannya sudah dikutip. Dengan pemberian daftar pustaka, maka penulis sebelumnya akan lebih dihargai dan diapresiasi karena tulisannya sudah dipercaya.
3. Untuk Memberitahu Pembaca Sumber Acuan
Kemudian untuk fungsi terakhir adalah agar pembaca tahu sumber acuan apa saja yang dipakai untuk membuat tulisan. Hal ini juga tergolong penting untuk dicantumkan secara menyeluruh. Dengan demikian, pembaca juga bisa mengikuti dan mengarah pada acuan yang disediakan.
Baca Juga Mengenal Perbedaan Statistika Deskriptif Dan Statistika Inferensial dalam Ilmu Statistika
Cara Menulis Daftar Pustaka Sesuai Sumbernya
Secara khusus, penulisan daftar pustaka yang benar adalah yang sesuai dengan kaidah dan pedomannya. Untuk penulisannya sendiri ada aturan khusus dan tidak bisa ditulis tanpa ada arah yang jelas. Hal ini tentu penting untuk diperhatikan agar daftar pustaka memenuhi syarat.
Kaidah penulisan daftar pustaka ini bisa dibedakan berdasarkan sumber acuannya. Tujuan membedakan susunan ini adalah agar pembaca bisa mengidentifikasi sumbernya dengan mudah. Penasaran bagaimana aturan penulisan yang baik dan terarah? Simak detail di bagian bawah ini:
1. Daftar Pustaka dari Jurnal
Jurnal termasuk salah satu aspek yang sering dijadikan acuan dalam membuat tulisan baru. Hal ini dikarenakan hasil dari jurnal sudah sesuai dengan kenyataan dan sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Oleh sebab itu, jurnal juga bisa dijadikan acuan referensi mendasar.
Untuk membuat daftar pustaka dari jurnal ini, ada beberapa golongan krusial yang harus diperhatikan secara mendasar. Mulai dari penulisan nama, judul, tahun, hingga halamannya akan diatur secara menyeluruh. Untuk membuat daftar pustaka yang benar, pastikan untuk mematuhi aturan berikut ini:
- Awali dengan penulisan nama belakang, kemudian beri tanda koma, dan lanjutan dengan menulis nama depan pembuat jurnal. Setelah itu akhiri dengan tanda titik.
- Kemudian, lanjutkan dengan memberi tanpa petik dan isikan dengan judul jurnalnya. Jangan lupa untuk memberi tanpa petik sebagai akhiran juga..
- Kemudian isikan nama jurnal volume, nomor jurnalnya, dan tahun terbitnya. Tambahkan juga halaman di akhir.
- Contoh: Isna, Yulia. “Faktor Munculnya Bisnis Digital.” Jurnal Ekonomi dan Bisnis 08, No. 4 (2018): 312.
Aturan penulisan ini tentunya harus diikuti secara menyeluruh. Karena sudah ada contohnya, maka perbuatannya akan jauh lebih mudah dan lebih terstruktur. Oleh karenanya, pastikan untuk tidak menyepelekan satu detail pun.
Baca Juga Memahami Analisis Data Kuantitatif Dan Macam-macam Metodenya
2. Daftar Pustaka dari Buku
Buku biasanya juga dijadikan acuan dasar dalam pembuatan tulisan lainnya. Khusus untuk acuan buku ini, penulisan daftar pustaka yang benar adalah dengan mengikuti alur yang sudah ditentukan. Berbeda dengan daftar pustaka untuk jurnal, jika acuannya buku maka urutan dan strukturnya tidak sama.
Tentunya ada beberapa golongan yang perlu dan tidak perlu dimasukkan. Asal membuat sesuai dengan aturan, maka proses penulisannya tidak akan menyulitkan. Penasaran seperti apa aturannya? Simak daftar penjabaran di bagian bawah ini:
- Pertama, masukkan nama belakang penulis kemudian beri tanda koma. Lanjutkan dengan menulis nama depan penulis dan akhiri dengan titik.
- Kemudian tulis judul secara italic dan akhiri dengan titik di ujungnya.
- Setelah itu, isikan kota tempat buku terbit, beri tanda titik dua dan isikan nama penerbit. Bubuhkan tanda koma di bagian akhirnya.
- Sebagai akhiran, masukkan tahun terbit dan titik di bagian ujungnya.
- Contoh: Pramasta, Rudi. Bunga yang Sempat Terjatuh.Bandung: Winter Media, 2015.
Contoh tersebut tentunya bisa dijadikan acuan untuk penulisan daftar pustaka khusus buku. Bagi yang ingin menulisnya, maka perhatikan detail lainnya juga. Jika penulisnya dua, maka penulis kedua harus diisi dengan dengan namanya tanpa dibalik seperti penulis pertama.
3. Daftar Pustaka dari Skripsi
Jika ingin membuat skripsi, biasanya daftar pustaka juga akan banyak diisi oleh skripsi-skripsi lain yang relevan. Semua sumber ini tentunya juga harus ditulis dengan baik tanpa ada aspek yang kurang. Untuk lebih detailnya, simak urutan langkah, aturan, beserta contoh yang ada di bagian bawah ini:
- Masukkan nama belakang penulis, pisahkan dengan tanda koma, tambahkan nama depan penulis, dan akhiri dengan tanda titik.
- Kemudian sambung dengan judul skripsi dengan diapit tanda petik.
- Selanjutnya isikan jenis pustaka, instansi, dan tahun terbitnya skripsi sebagai akhiran.
- Contoh: Kriswanti, Ananda. “Pengaruh Rekrutmen, Seleksi, dan Pelatihan Terhadap Kinerja Pegawai di PT Mustika Utama.” Skripsi, Universitas XXX, 2020.
Seperti yang sudah terlihat, nama instansi atau universitas terkait juga harus dimasukkan sebagai aspek utama daftar pustaka yang krusial. Hal ini bertujuan agar pembaca bisa mengetahui asal peneliti skripsi tersebut. Jadi, pastikan untuk menulis urutannya dengan baik tanpa ada yang terlewat.
Baca Juga Analisis Deskriptif Kualitatif dalam Penelitian, Seperti Apa?
4. Daftar Pustaka dari Website
Situs atau website tertentu juga bisa dijadikan acuan untuk menulis suatu tulisan baru. Namun sama seperti yang lainnya, struktur harus diperhatikan sebagai poin utama daftar pustaka dari segi penulisannya. Untuk cara penulisan dan contohnya sendiri, siak penjabaran di bagian bawah ini:
- Seperti biasa, tulis nama belakang, beri koma, tulis nama depan, dan akhiri dengan tanda titik.
- Kemudian masukkan judul artikel dari website yang dijadikan acuan dan nama website-nya.
- Bubuhkan juga tanggal akses website-nya.
- Terakhir, masukkan link website atau situs yang dibuka tadi.
- Contoh: Mulyono, Erika. “Ciri-Ciri Bayi Kurang Sehat, Ibu Harus Tahu!” www.infobunda.com. Diakses pada Selasa 12 Maret 2022. https://www.infobunda.com/kesehatan-anak/.
Contoh tersebut tentunya bisa dijadikan acuan. Banyak kalangan yang tidak memasukkan tanggal akses websitenya. Padahal aspek ini sangat penting untuk dimasukkan. Dengan demikian, pembaca bisa tahu kapan situs tersebut benar-benar dibuka oleh penulis.
Demikianlah penjelasan dari penulisan daftar pustaka. Secara khusus, penulisan daftar pustaka yang benar adalah yang mengikuti aturan di atas. Jika sudah sesuai dengan aturan, maka poin utama daftar pustaka sudah dipenuhi dengan baik dan sudah memenuhi syarat pembuatan.