Penelitian kuantitatif mudah dikenali berkat metode penelitian yang menggunakan angka-angka dan analisis secara statistika. Pada hal ini metode penelitian seperti ini terdiri atas proses menyusun instrumen kemudian instrumen yang terbentuk tadi diuji terlebih dulu. Uji validitas dan reliabilitas menjadi kunci untuk membentuk instrumen penelitian kuantitatif yang baik.
Pengujian validitas Instrumen
Dalam penelitian kuantitatif terdapat dua jenis instrumen tes yang digunakan yaitu test dan non test. Nah kedua ini harus memiliki validitas dan reliabilitas sebelum digunakan. Instrumen baru dianggap valid jika memenuhi validitas internal serta eksternal.
Validitas akan membuktikan membuktikan instrumen bisa disebut valid dengan beberapa bukti. Ada yang dinamakan validitas konstruksi, validitas isi, dan terakhir ada validitas eksternal:
1. Uji validitas Konstruksi
Pengujian ini banyak menggunakan teori para ahli atau pendapatnya. Instrumen ini sudah di konstruksi dalam aspek-aspeknya yang akan diukur berdasarkan teori khusus yang selanjutnya akan didiskusikan dengan ahli.
2. Pengujian Validitas isi
Jenis pengujian yang kedua ini dilakukan untuk instrumen yang memiliki bentuk tes. Cara melakukannya bisa dengan cara membandingkan dari isi instrumen dengan beberapa materi pembelajaran yang telah diberikan.
3. Pengujian Validitas eksternal
Terakhir untuk uji validitas ada yang namanya validitas eksternal untuk instrumen penelitian kuantitatif yang hendak diuji. Caranya kurang lebih adalah menyandingkan dari segi kriteria yang ada pada instrumen dengan bagaimana faktanya di lapangan. Tujuannya bukan untuk membedakan tapi untuk mencari kesamaannya.
Baca juga Pengertian Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
Pengujian Reliabilitas Instrumen
Jenis pengujian yang kedua untuk suatu instrumen adalah pengujian reliabilitas. Pengujian ini dibagi lagi menjadi 2 jenis yaitu eksternal dan internal menurut Sugiyono. Adapun pengujiannya dilakukan guna menganalisis konsistensi dari butir-butir pada instrumen:
1. Test and Retest
Pengujian jenis pertama ini dilakukan dengan uji coba satu jenis instrumen sampai beberapa kali namun subjeknya tetap sama. Nantinya pengukuran reliabilitas diambil dari koefisien korelasi yang terjadi antara percobaan pertama hingga selanjutnya. Instrumen akan dinyatakan sebagai reliabel jika korelasi bernilai positif dan signifikan.
Korelasi yang digunakan untuk menguji hasil uji pertama dan uji yang seterusnya dilakukan dengan korelasi product Moment. Gunanya tentu saja untuk mencari seberapa nilai dari koefisien korelasi yang ditemukan.
2. Ekuivalen
Kedua ada pengujian yang menggunakan uji ekuivalen yang secara garis besar akan membandingkan dua jenis instrumen yang berbeda tapi masih setara. Percobaannya juga hanya dilakukan sekali tidak seperti sebelumnya yang beberapa kali dengan responden yang tetap sama.
Nantinya pengukuran reliabilitas didapatkan dari koefisien antara hasil percobaan instrumen pertama dengan instrumen kedua yang sebanding. Hasil instrumen dinyatakan reliabel jika bernilai positif korelasinya dan signifikan. Pengujiannya nanti sama dengan test-retest yaitu dengan product moment.
3. Penggabungan
Cara pengujian gabungan ini sangat sederhana yakni dengan mencoba dua instrumen yang ekuivalen secara beberapa kali. Namun responden yang menjadi tujuan instrumen tetap sama antar keduanya.
Baca Juga Contoh Instrumen Observasi dan Wawancara yang Bisa Dipilih
4. Konsistensi internal
Pengujian ini menjadi sedikit berbeda dengan kedua pengujian tadi karena dilakukan dengan mencobakan instrumen hanya sekali. Perbedaannya ini terletak pada tekniknya yang menggunakan banyak teknik.
Diantaranya ada teknik belah dua dan KR 20, serta KR 21. Hasilnya barulah akan dianalisis melalui teknik khusus yang bergantung pada jenis instrumen yang diuji.
Sekian pembahasan kali ini mengenai uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian kuantitatif. Pengujian ini penting karena dalam penelitian jenis ini, instrumen harus diuji terlebih dahulu sebelum digunakan dalam penelitian.