Alasan Harus Uji Instrumen Penelitian Sebelum Digunakan

Dalam sebuah penelitian, seorang peneliti akan melakukan berbagai tahap. Salah satunya adalah penyusunan instrumen yang akan mengantarkan peneliti pada data penelitian. Namun, instrumen yang dibuat oleh peneliti haruslah melalui uji instrumen sebelum bisa digunakan. Mengapa pengujian pada instrumen harus dilakukan? Inilah pembahasannya:

Mengapa Penting untuk Mengadakan Pengujian Instrumen?

Penyusunan instrumen menjadi satu bagian penting dari penelitian. Dalam menyusun instrumen, seorang peneliti pasti harus mengikuti sebuah acuan tertentu. Hal ini dikarenakan instrumen penelitian inilah yang nantinya akan berperan penting dalam penelitian. Peneliti akan mengambil dan menggunakan data yang didapatkan dari penggunaan instrumen.

Namun, meski instrumen penelitian telah dibuat sesuai dengan acuan, belum tentu instrumen penelitian langsung menjadi instrumen yang sesuai. Bisa saja terjadi kekeliruan saat membuat instrumen. Maka dari itu, haruslah dilaksanakan uji instrumen sebelum instrumen penelitian benar-benar digunakan.

Data yang diperlukan dalam sebuah penelitian tentulah data yang tepat dan konsisten. Jika instrumen dapat memberikan data yang tepat dan hasil konsisten, dapat diartikan instrumen sudah layak pakai. Karenanya, sebelum diluncurkan, instrumen penelitian harus melewati dua pengujian yaitu validitas dan reliabilitas. Dari pengujian ini, instrumen bisa dinyatakan lolos atau tidak lolos.

Baca Juga Pengertian Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

Bagian dari Pengujian Instrumen

Instrumen yang baik harus menyajikan hasil pengukuran yang tepat serta memiliki konsistensi. Data yang didapatkan dari instrumen yang lolos uji akan memberikan data yang valid bagi penelitian. Inilah poin penting dari melakukan penelitian. Pengujian pun akan dilakukan dalam dua bagian yaitu validitas dan reliabilitas. Simak pembahasannya berikut:

1. Uji Validitas

Uji validitas dalam sebuah instrumen penelitian haruslah dilakukan. Tujuannya, agar diketahui seberapa tepat data hasil yang diberikan dari instrumen ini. Karena hasil yang diinginkan harus tepat, maka instrumen juga harus valid. Maka, untuk bisa mengetahui tingkat validitas dari sebuah instrumen penelitian, lakukan langkah-langkah berikut:

  • Buat tabel penghitungan skor.
  • Masukkan hasil pengisian instrumen oleh setiap variabel pada tabel dalam bentuk skor.
  • Tentukan skor total yang didapatkan dari akumulasi hasil jawaban setiap pertanyaan oleh setiap variabel.
  • Masukkan data dalam aplikasi pengolah data SPSS.
  • Pada toolbar, temukan menu ‘analyze’ untuk mulai menganalisis data.
  • Pilih opsi ‘correlate’, lalu masuk ke opsi bivariate.
  • Saat kotak dialog bivariate muncul, masukkan semua item variabel yang ada pada variabel x.
  • Setelahnya, centang ‘list Pearson’ beserta dengan opsi ‘two-tailed’, centang juga box ‘flag’.
  • Klik OK dan nilai akan muncul.
  • Masukkan angka dalam rumus korelasi, r hitung dan r tabel akan muncul sebagai hasil.
  • Nilai r hitung haruslah lebih besar dari r tabel agar sebuah instrumen bisa dinyatakan valid.

Baca Juga Peran Penting dan Contoh Batasan Masalah Dalam Penelitian

2. Uji Reliabilitas

Disamping uji validitas, ada uji reliabilitas yang diperlukan. Jika validitas akan menunjukkan ketepatan instrumen, reliabilitas akan menunjukkan konsistensi sebuah instrumen yang dibuat. Instrumen membutuhkan penunjukan hasil yang konsisten pada setiap jawaban yang diberikan. Karenanya, perlu dilakukan uji reliabilitas dengan langkah seperti berikut:

  • Gunakan tabel skor yang sama dengan tabel pengujian validitas.
  • Masuk ke aplikasi SPSS.
  • Klik menu ‘analyze’ untuk memulai analisis.
  • Masuk ke menu ‘scale’, lalu ‘reliability analysis’.
  • Variabel x yang dimiliki dalam tabel harus dimasukkan ke bagian items yang ada dalam kotak dialog reliability.
  • Tentukan model yang akan digunakan dalam kotak model.
  • Pilih model Alpha untuk analisis ini.
  • Klik OK, dan hasil analisis akan langsung keluar.
  • Nilai akan ditunjukkan dalam bentuk standar Cronbach’s Alpha yang menunjukkan berapa jumlah pertanyaan yang memenuhi reliabilitas.

Dari penjelasan diatas, sudah terlihat bukan mengapa uji instrumen itu penting? Demi mendapatkan hasil yang valid, instrumen yang digunakan juga harus merupakan instrumen yang valid. Karenanya, instrumen yang dibuat harus mengikuti acuan, serta harus melalui pengujian dari segi validitas dan maupun reliabilitas. Jika hasil dari pengujian menunjukkan angka yang bagus, maka instrumen sudah layak digunakan.

MasterSEOStat

Recent Posts

Uji Analisis Regresi Linier Sederhana dengan SPSS

Regresi linier sederhana merupakan uji statistik yang berfungsi untuk mencari pengaruh satu variabel bebas terhadap…

11 bulan ago

Penasaran Apa Saja 3 Level Enterpreneur Untuk Menaikkan UMKM Anda

Artikel Romadhon 2024 Penasaran Apa Saja 3 Level Enterpreneur Untuk Menaikkan UMKM Anda 💣 Udah…

1 tahun ago

Mengapa UMKM Sulit Naik Level? Solusi Kepemimpinan dan Manajemen

Artikel Romadhon 2024 Mengapa UMKM Sulit Naik Level? Solusi Kepemimpinan dan Manajemen 🥳🤩 Reminder! BESOK…

1 tahun ago

Kelas Baking Ide Bisnis Efektif Rumahan Edisi 18 November 2023

Kelas Baking Ide Bisnis Efektif Rumahan Edisi 18 November 2023 BELAJAR DAN PRAKTEK LANGSUNG *RESEP:…

2 tahun ago

Kenalan dengan Model Fit dalam SEM

Istilah model fit mungkin masih asing untuk Anda yang baru kenal dengan dunia penelitian. Ketepatan…

2 tahun ago

Berkenalan dengan Istilah Coefficient of Determination (R-squared) dalam Penelitian

Istilah dalam penelitian memang ada banyak sekali dan tenang saja Anda tidak perlu mempelajari dan…

2 tahun ago